3 Cara Pengujian Kosmetik Beserta Biaya Uji Laboratorium

Cara pengujian kosmetik

Cara pengujian kosmetik merupakan serangkaian metode dan langkah yang digunakan untuk mencari tahu apakah di dalam kosmetik terdapat mikroba, logam, dan bahan serta pengawet berbahaya yang dilarang oleh BPOM. 

Untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung di dalam kosmetik maka perlu dilakukan uji lab agar mendapatkan hasil yang akurat. 

Uji Keamanan Kosmetik

Terdapat 3 langkah uji keamanan kosmetik yang dilakukan, yaitu:

1. Patch Test (Uji Tempel)

Merupakan pengujian bahan baku sebelum bahan tersebut dimasukkan/digunakan untuk membuat kosmetik.

Ada dua jenis uji tempel, yaitu uji tempel tertutup dan uji tempel terbuka. Perbedaan keduanya adalah:

Uji Tempel Tertutup

Pada uji tempel ini pengujian dilakukan pada punggung yang dilakukan menggunakan strip/penutup semacam plester. 

Kosmetik yang akan diuji dioleskan pada punggung. Kemudian allergen ditambahkan pada strip. Strip yang sudah mengandung alergen digunakan untuk menutup bagian punggung yang telah diberi kosmetik. 

Setelah mencapai 48 jam, strip kemudian dilepas dari punggung. Selanjutnya, menunggu selama 48 jam lagi karena reaksi kulit terhadap kosmetik baru akan muncul setelah 48-96 jam. 

Apabila bahan baku tersebut berbahaya bagi kulit maka pada punggung, bekas tempat menempelnya strip tadi akan muncul bercak merah hingga kulit melepuh.

Uji Tempel Tertutup dengan Sinar

Uji tempel tertutup sendiri ada jenis lainnya, yaitu menggunakan sinar matahari maupun sinar ultraviolet. 

Setelah strip yang telah ditempelkan pada punggung selama 24 jam kemudian dibuka. Lalu, bagian punggung yang tadinya ditutup oleh strip disinari menggunakan sinar matahari maupun sinar ultraviolet selama 15 menit. Lalu ditutup kembali menggunakan strip. 

Uji Tempel Terbuka

Uji tempel terbuka dilakukan pada belakang telinga maupun lengan bagian dalam. Kosmetik yang akan diuji dioleskan pada bagian belakang daun telinga tanpa diberi strip penutup. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk produk yang mudah menguap seperti serum.

Baca Juga :  2 Cara Mengetahui Kosmetik Mengandung Merkuri Tanpa ke Laboratorium

Uji tempel terbuka dilakukan apabila hasil dari uji tempel tertutup menunjukkan hasil negatif. Dalam pengujian ini, kosmetik dioleskan sebanyak 2-3 kali sehari selama 2 hari berturut-turut. 

Hasil uji tempel terbuka baru bisa dilakukan setelah 48-72 jam sejak kosmetik dioleskan dan harus dilakukan oleh dokter maupun ahli dermatologi. 

2. Usage Test (Uji Pakai)

Pengujian produk akhir (ketika kosmetik sudah jadi) tetapi sebelum dipasarkan. Sesuai dengan namanya, langkah pengujian kosmetik ini dilakukan dengan cara menggunakan kosmetik tersebut. 

Namun, kosmetik digunakan pada bagian tubuh lain, bukan bagian tubuh yang biasa mendapatkan kosmetik. Misalkan, akan melakukan uji pelembap wajah maka pada proses pengujian kosmetik digunakan pada tangan, kaki maupun punggung. 

Selanjutnya tunggu selama 24-48 jam (1-2 hari). Selama menunggu 24-48 jam tersebut, bagian tubuh yang diberi kosmetik tersebut tidak boleh dibilas. 

Apabila setelah lebih dari 48 jam tidak terjadi efek apapun maka dapat disimpulkan bahwa kosmetik tersebut aman. Kamu dapat melakukan uji pakai sendiri, tetapi harus di bawah pengawasan dokter. 

3. Preservative Efficacy Test

Preservative efficacy test atau uji khasiat pengawet merupakan pengujian keamanan kosmetik yang telah dipasarkan. Ini adalah uji kosmetik yang perlu dilakukan jika kamu merupakan seorang konsumen yang merasa ragu dengan kandungan suatu kosmetik. 

Preservative efficacy test merupakan uji laboratorium sehingga kamu tidak dapat melakukannya sendiri. Pengujian ini dilakukan untuk mencari tahu apakah produk kosmetik tercemar mikroba dan seberapa baik suatu produk tahan terhadap mikroba. 

Preservative efficacy test  merupakan uji kosmetik yang sangat penting apabila produk kosmetik memiliki risiko terkontaminasi mikroba yang tinggi. 

Setiap kosmetik akan diberi pengawet untuk melindungi kosmetik tersebut dari pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan maupun mikroorganisme yang tanpa disadari masuk ke kosmetik selama proses pembuatan. 

Baca Juga :  7 Kosmetik untuk Menghilangkan Flek Hitam: Serum, Krim, Toner, dan Facial Wash

Tujuan utama menambahkan pengawet antimikroba ke produk kosmetik adalah untuk mencegah efek samping yang akan timbul akibat kontaminasi mikroba. 

Uji khasiat pengawet dilakukan dengan cara mencampurkan produk kosmetik dengan mikroba. Kemudian kosmetik tersebut dievaluasi setelah selang waktu tertentu untuk melihat apa yang terjadi. Apakah  terjadi penurunan jumlah mikroba atau tidak. 

Pengawet di dalam kosmetik dianggap efektif apabila terjadi penurunan jumlah mikroba maupun jumlah mikroba tetap tetapi tidak terjadi pertumbuhan.

Jika jumlah mikroba bertambah maka artinya pengawet di dalam kosmetik tidak efektif, sehingga kosmetik tersebut berbahaya untuk digunakan karena mikroba dapat merusak kulitmu. 

“Waspada Memilih Kosmetik!” Ini Ciri Ciri Kosmetik Berbahaya

Biaya Uji Lab Kosmetik

Apabila kamu tidak mengetahui cara pengujian kosmetik pada laboratorium maka sebaiknya gunakan jasa uji kosmetik pada laboratorium baik swasta maupun milik pemerintah. 

Jika sulit menemukan laboratorium swasta maka kamu bisa menggunakan jasa pengujian laboratorium perguruan tinggi. Sementara laboratorium milik pemerintah biasanya terdapat pada dinas kota/daerah setempat. 

Biaya uji kosmetik pada laboratorium tergantung uji kandungan apa yang ingin kamu lakukan. Biayanya mulai dari Rp150.000/pengujian.

Sementara biaya pengujian kosmetik secara menyeluruh untuk suatu brand yang baru akan rilis mulai dari Rp500.000/pengujian

Artikel Menarik Lainnya